Bagi yang pelupa, ada banyak cara jitu mengonsumsi makanan yang konon bisa meningkatkan daya ingat. Tapi sebenarnya lebih penting untuk menyelidiki apa yang menyebabkan kelupaan berulang. Ada kondisi yang sering dilupakan bahwa ini normal, ada pula yang merupakan sinyal gangguan fungsi otak. Tapi jangan khawatir, Anda tidak sendirian. Menurut sebuah studi, 65% informasi dilupakan dalam 1 jam, 66% keesokan harinya setelah login dan 75% bahkan 6 hari kemudian.
Penyebabnya sering lupa
Otak memiliki kapasitas terbatas untuk menyimpan dan mengingat sesuatu. Padahal, ada banyak hal yang mendorong seseorang untuk sering lupa, seperti:
Teori kerusakan
Dalam bidang kedokteran terdapat istilah teori peluruhan atau damage theory, yaitu anggapan bahwa informasi yang jarang atau tidak pernah digunakan pada akhirnya akan rusak atau hilang dengan sendirinya. Hal inilah yang membuat seseorang sulit untuk mengingat hal-hal yang pernah ada dalam ingatannya.
Menurut teori ini, jejak ingatan akan terbentuk kembali setiap kali seseorang mengalami pengalaman baru. Seiring waktu, jejak tersebut akan memudar dan akhirnya hilang. Jika tidak dipraktekkan atau diingat, itu akan hilang sama sekali.
Namun, ada bantahan terhadap teori ini bahwa informasi yang tidak digunakan atau diingat akan tetap berada di memori jangka panjang otak.
Tidak dapat menyimpan memori baru
Terkadang penyebab lupa juga bisa terjadi karena informasi tidak pernah tersimpan dalam memori jangka panjang. Dalam percobaan klasik, peneliti meminta peserta untuk mengidentifikasi gambar yang benar dari koin dolar AS. Menariknya, meskipun mereka tahu koin ini setiap hari, sulit untuk mengingat detailnya.
Sengaja Dilupakan
Terkadang seseorang secara aktif berusaha melupakan sesuatu, terutama sesuatu yang traumatis atau menjengkelkan. Kenangan gelap ini dapat menyebabkan ketakutan atau kemarahan. Proses melupakan motivasi ini dapat berlangsung melalui penekanan (sadar) atau represi (tidak sadar).
Namun, tidak semua psikolog menerima penekanan memori. Pasalnya, sulit jika bukan tidak mungkin untuk mengecek apakah memori sudah ditekan sebelumnya.
Juga ingat bahwa aktivitas mental, seperti mengingat dan mengulang sesuatu, adalah cara untuk mempertajam ingatan Anda. Hal-hal yang menyakitkan atau traumatis tidak akan sengaja diingat atau diulang, apalagi dibahas.
Melupakan kenangan kelam, seperti kekerasan terhadap perempuan, bahkan membantu mempromosikan perdamaian. Mengingat kenangan seperti itu secara detail dapat menyamarkan emosi yang terkait dengan peristiwa tersebut.
Gaya Hidup
Kebiasaan buruk mengkonsumsi terlalu banyak alkohol, kurang tidur, stres dan depresi dapat mempengaruhi daya ingat seseorang. Selain itu, tidur merupakan aktivitas yang berperan penting dalam konsolidasi memori, sehingga berbahaya jika kualitas tidur menurun.
Mengonsumsi obat-obatan tertentu juga dapat memengaruhi daya ingat, seperti antidepresan, obat alergi, dan obat penenang. Bicaralah dengan dokter Anda jika Anda berpikir minum obat mempengaruhi memori.